Awalnya iseng-iseng buka file lawas yang sudah lama tidak saya buka di komputer , ternyata ada foto yang terlihat masih menarik untuk ditampilkan di blog sebagai bahan dan tinggalan cerita untuk anak cucu kelak .
Gowes saat itu sekitar ahir Pebruari 2018 , tepatnya Hari Minggu tanggal 25 , yang berawal berangkat dari perumahan MBJ pagi-pagi sekitar pukul 06.30 dan sampai di Cutug Cigentis sekitar pukul 10.00 siang.
Dengan beberapa kali istirahat di sepanjang perjalanan , kami bertekat walau umur tidak muda lagi diusahakan semua sampai finish.
Salah satu tempat yang sering menjadi vaforit para goweser kala itu adalah Kampung Turis , yaitu tempat Wisata dan penginapan yang asri menjelang kita masuk ke arah Curug Cigentis.
Beberapa saat kami berhenti dan berfoto di Kampung turis ini sambil istirahat karena setelah ini kami akan menghadapi jalan yang mulai menajak panjang .
Dengan susah payah dan penuh perjuangan , ahirnya kami sampai di Curug Cigentis dengan full team , walau ada beberapa orang yang terpaksa harus tuntun bike karena trouble ...... trouble dengkulnya .... he...he..
Saat kami masuk lokasi Curug Ternyata cuaca agak mendung dan berkabut ditambah rintik-rintik air terjun yang dingin membasahi tubuh kami saat kami mulai mendekat ke arah Curug.
Dari tempat parkir hanya beberapa menit yang harus ditempuh untuk sampai ke Curug , dan agaknya sekarang banyak sekali dilakukan perbaikan-perbaikan di area wisata Curug Cigentis ini dibanding 3 tahun yang lalu.
Tanpa nunggu berlama-lama walau cuaca dingin kami langsung mandi dibawah derasnya air Curug yang menimpa tubuh kami.
Saat pertama kali nyebur .... wow...... dingin bagai nyebur di kolam air es ..... menggigil semua.... namun lama-lama terbiasa juga dengan dinginnya air Curug ini.
Dingin-dingin tapi seger .......
Dari keasyikan mandi sambil ketawa-ketiwi tak terasa waktu Dzuhur sebentar lagi masuk , bergegas dengan sambil menahan rasa dingin ahirnya kami ahiri acara mandi bareng di Curug Cigentis ini .
Sambil turun kembali ke tempat parkir sebuah aroma khas jagung bakar menggoda konsentrasi dan naluri kami untuk segera berhenti dan mencari dari mana sumber aroma itu berasal.
Tanpa menemui kesulitan yang berarti , ternyata tidak jauh dari posisi kami berdiri ada warung tenda kecil yang menjajakan jagung bakar dan masih dibolak-balik untuk di bakar sampai matang.
Perut lapar agaknya akan sedikit bisa lebih sedikit tenang dengan terganjal jagung bakar ini , namun sebelum kami makan siang menjelang turun ke tempat parkir ada buah duren yang membuat kami kembali terhenti untuk sekedar menikmati kenikmatan raja buah yang telah Allah ciptakan ini.
Begitulah asyiknya olahraga bersepeda atau gowes ini , gowes foto , gowes makan , gowes makan dan makan .....