Pagi itu 1 Desember 2017 selepas Subuh pagi buta sekitar jam 05.00 kami berkumpul , breaving dan di tutup dengan do'a bersama untuk mengawali perjalanan kami menuju Pantai Pangandaran Jawa Barat .
Perlahan namun pasti kami rombongan dari MBJ GOWES tetapkan hati dengan niat penuh keyakinan dan kepasrahan atas bimbingan Alloh kami kayuh sepeda dengan penuh harapan agar tetap dalam keadaan sehat selamat sampai tujuan .
Dari MBJ ( Mutiara Bekasi Jaya ) kami meluncur menuju ke daerah Tegal Danas yaitu jalan di tepian sungai Kali Malang Cikarang yang mengarah ke timur ikuti arah hulu menyisir pinggiran kali yang akan membawa kami menuju daerah Karawang dan Purwakarta.
Vidio keberangkatan dari MBJ jam 05.00
Kebetulan sekali cuaca sungguh berpihak pada kami , setelah semalam hampir semaleman di guyur hujan , kini cuaca mendung dan sesekali gerimis rintik-rintik menyertai perjalanan kami.
Sungguh puji syukur yang tak terhingga dengan kondisi seperti ini akan mempermudah perjalanan kami dalam menghadapi perjalanan yang cukup berat dan melelahkan nanti , karena maklum kami rombongan MBJ GOWES ini adalah para pemula dalam dunia pergowesan.
Jalur tepian sungai Kali Malang
Vidio saat di Karawang yang hujan
sampai Purwakarta
Baru beberapa puluh kilo meter kami menyusuri tepian sungai kali malang , salah satu rekan kami pak dhe Warto ban dalam sepedanya bocor, terpaksa kami menepi dan ganti ban yang bocor dengan ban cadangan yang telah kami siapkan sebelumnya.
Dengan cekatan ban di ganti sendiri oleh pak Dhe Warto kurang lebih sekitar 15 sampai 20 menit sepeda bisa dipakai kembali seperti semula .
Dan selanjutnya tanpa menyia-nyiakan waktu yang ada perjalanan kami lanjutkan kembali , karena target untuk hari ini adalah sampai di kota Ciamis yang jaraknya masih lumayan jauh.
Kayuhan demi kayuhan pedal berlalu di sepanjang perjalanan menyusuri tepian sungai kali malang ini , diselingi canda dan tawa sambil nikmati indahnya pemandangan di sepanjang perjalanan , hingga tak terasa kota Karawang telah kami lewati dan kini telah masuk kota Purwakarta.
Saat masuk daerah Purwakarta terasa tidak beda dengan daerah lain , masih banyak orang yang menyapa lambaikan tangan dan jempolnya ke pada kami , inilah yang membuat semangat kami makin bertambah .
Hingga pada ahirnya di saat kita sampai pada deretan sebuah pertokoan ada seseorang yang bersepeda dengan jersey hitam lis merah biru membuntuti kami sembari ambil foto dan sempat ngobrol tanyakan tentang tujuan perjalanan kami ini.
Foto bersama Kang Adang Purwakarta
Dialah Kang Adang salah satu goweser Purwakarta yang peduli dan senang dengan kegiatan olah raga utamanya bersepeda .
Beberapa kilo meter berlalu bersama Kang Adang ahirnya kami putuskan berhenti di sebuah warteg pinggir jalan guna mengisi amunisi dan tunaikan permintaan perut yang dari tadi sudah protes minta diisi dengan sarapan pagi .
Dan di sini pula ahirnya kami berpisah bersama Kang Adang yang rela menemani dan mengawal kami hingga beberapa kilo jauhnya , trimakasih Kang Adang ......
Selanjutnya dengan tenaga baru dan semangat baru kami lanjutkan perjalanan ini menembus kota Purwakarta mengarah ke kota Bandung .
Cuaca yang tadinya mendung dan gerimis kecil-kecil kini saat menerabas Purwakarta berubah menjadi hujan yang lumayan lebat kemudian gerimis dan hujan kembali begitu berulang-ulang.
Untungnya kondisi hujan dalam perjalanan telah kami antisipasi sebelumnya , perlengkapan seperti jas hujan yang praktis telah kami siapkan , karena kami tidak mau menyia-nyiakan waktu dengan berhenti dikarenakan hujan.
Namun Tuhan berkehendak lain , kami memang harus berhenti mengayuh karena lagi-lagi ban dalam Pak Dhe Warto bocor , bila sebelumnya ban depan kini yang bocor adalah ban belakangnya.
Kembali kami ganti ban yang bocor itu dengan yang baru sambil berteduh di sebuah toko pinggir jalan yang sedang tutup .
Perjalanan kami di daerah Purwakarta ini memang sangat berat bagi kami selain menggowes dalam keadaan hujan juga tanjakan-tanjakan yang cukup panjang dan melelahkan seakan tiada habis-habisnya hingga mencapai daerah perkebunan teh Pangleujar tanjakan masih saja ada .
Guyuran hujan dan gerimis masih setia menemani sepanjang perjalanan kami hingga kami enggan bahkan tak bisa memfoto untuk abadikan momen-momen ini , tapi dari sinipun kami ambil hikmahnya , karena hujan inilah tenaga kita tidak banyak terkuras seperti halnya bila keadannya cuaca panas yang terik.
Singkat cerita menjelang magrib kami sudah sampai di daerah Cipacing yaitu daerah antara Cileunyi dengan Nagrek dan harus berhenti tunaikan kewajiban dan istirahat sejenak untuk makan malam .
Di sebuah warung kopi di Malangbong
Dari google map perjalanan menuju Ciamis masih sekitar 75km lagi , ke depan mungkin di Nagrek banyak turunan tapi setelahnya yaitu daerah Gentong dan Malang Bong adalah merupakan tanjakan yang cukup ngehek dan dengan kondisi malam gelap serta tenaga sisa setelah tadi seharian penuh gowes dari Cikarang.
Dengan susah payah dan penuh kesabaran plus 5 kali trouble sepeda ahirnya Alhamdulillah jam 3 dini hari kami sampai di daerah Ciamis tepatnnya Desa Tanjung Mulya Kecamatan Panumbangan yaitu di kediaman rekan kami Pak Doris ( Dodo Riswanto ) yang juga sekaligus jadi sesepuh rombongan .
Total jarak tempuh yang dapat kami jalani untuk hari pertama ini yaitu perjalanan dari Cikarang Sampai Ciamis sekitar 227 km , sungguh diluar apa yang kami perkirakan sebelumnya , karena perkiraan kami sebelumnya adalah tidak lebih dari 200km.
Kemudian karena tidak ada acara apa-apa setelah kita sampai di rumah pak Doris Ciamis ini maka untuk kegiatan selanjutnya adalah istirahat tidur guna menghimpun tenaga baru untuk melanjutkan gowes di hari ke 2 menuju Pangandaran.
Rumah Pak Doris di kec. Panumbangan
Setelah sekitar beberapa jam istirahat tidur dan ngopi serta jamuan sarapan pagi dari keluarga pak Doris , sekitar jam 09.00 kembali rombongan melanjutkan perjalanan menuju Pantai Pangandaran.
Letak rumah pak Doris sebenarnya masih di pinggiran kota Ciamis bahkan dekat dengan kota Tasikmalaya makanya masih banyak persawahan dan pemandangan alam pedesaan yang asri , jadi bila akan menuju ke pantai Pangandaran maka harus lewat jalur tengah kota sebagai jalur utama sekitar 30 sampai 40km baru sampai pusat kota Ciamis .
Foto di depan Kantor bupati & masjid Agung Ciamis
Sebagai tanda bahwa kita pernah ke Ciamis bolehlaahh....kita foto-foto sebentar di depan Kantor Bupati Ciamis yang kebetulan berseberangan dengan mejid Agung ciamis...., buat bukti brooow.....
foto di Alun-Alun kota Ciamis
Tidak ketinggalan pula bergeser sedikit ke arah timur dari Kantor Bupati Ciamis di situ ada Alun-Alun dengan tamannya yang indah dan lumayan bersih , di hari-hari libur seperti ini tidak sedikit digunakan warga sekitar untuk tempat kumpul bercengkrama bersama keluarga sekaligus tempat wisata dan olah raga.
Kemudian bila kita bergeser lagi beberapa kilo ke arah timur di situ ada tempat objek wisata budaya ''Ciungwanara" yang adherm nan asri , pengen rasanya masuk ke sana tapi ..... lupakanlah mungkin lain kali saja karena target hari ini masih jauh untuk mencapai pantai Pangandaran.
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat , rupanya tanpa kami sadari bedug dzuhur telah berkumandang , waktunya isoma telah datang , langsung saja kami menepi pada sebuah masjid di pinggir jalan sambil rehat sejenak selonjoran kendorkan otot-otot yang mulai menegang .
Isoma selama satu jam agaknya jadikan tenaga dan semangat kami kembali pulih , maka dengan tanpa sia-siakan waktu perjalanan dilanjutkan kembali .
Hari mulai sore saat itu kami sudah masuk daerah Banjar menuju Banjarsari , jalan mulai sepi mobil dan motor sesekali melintas melewati kami , kebanyakan jalan menanjak landai dan terhitung ada sekitar tiga tanjakan yang agak tinggi termasuk tanjakan terahir menjelang pantai Pangandaran yaitu daerah Karangnini.
Warung Buled
Hari mulai gelap , perut sudah terasa lapar dan dengkul sudah mulai lemas , saatnya kami cari tempat istirahat sekaligus buat makan malam .
Setelah menapaki jalan berkelak-kelok tanjakan di daerah Karangnini bahkan mungkin sudah dekat dengan pangandaran , ahirnya kami temukan warung makan yang sekaligus bisa buat kami santai sejenak istirahat dinginkan dengkul yang sudah mulai ngebul , nama warung itu adalah "Warung Buled" entah apanya yang bulet , apa karena telornya yang bulet atau apanya yang bulet , yang pasti kami dapat makan plus istirahat bebas di sini , karena kami lihat tidak ada orang atau rombongan lain yang mampir ke sini.
Tak lama kami istirahat di Warung Buled ini sekitar setengah jam kemudian perjalanan kami lanjutkan kembali karena menurut perhitungan mungkin tinggal satu jam perjalanan kami akan sampai di Pantai Pangandaran.
Vidio saat Sampai di Pangandaran
menuju Pantai
Monumen ikan Pangandaran
Alhamdulillah benar saja sekitarjam 21.00 atau 1 jam perjalanan dari warung buled tadi plus berbagai trouble sepeda , ahirnya kami sampai di pantai Pangandaran dengan selamat dengan total perjalanan hari ke 2 yang dapat kami tempuh dari Ciamis sampai Pangandaran sekitar 128km , dan bila di jumlahkan keseluruhan perjalanan dari Cikarang sampai Pangandaran adalah sekitar 355km , sungguh kami tak mengira kami akan mampu menjalani ini semua.
Dan sebagai tanda kita telah sampai di pangandaran ahirnya kami putuskan abadikan momen ini di monumen ikan yang berada di perempatan jalan dekat Pantai Pangandaran .
Setelah beberapa saat berfoto-foto sejenak di depan monumen ikan Pangandaran , perjalanan dilanjutkan kembali menuju tepian pantai sambil mencari penginapan untuk istirahat malam.
Dan ahirnya untuk istirahat malam kami dapat penginapan dekat pantai timur Pangandaran yang bersebelahan dengan pertokoan dan berdampingan dengan pasar ikan , dan selanjutnya ..... mandi dan bobok.....
Pagi itu tanggal 3 Desember 2017 merupakan hari terahir kami berada di pantai Pangandaran , maka tanpa menyia-nyiakan waktu sedikitpun menjelang matahari terbit kami telah berada di tepian pantai Pangandaran untuk menikmati pemandangan matahari terbit sekalian sarapan pagi.
Vidio Suasana sarapan pagi menunggu sunrise
Karena kami sayang anak dan istri yang telah memberikan ijin dan do'anya kepada kami untuk melakukan tour ini , sebagai rasa terimakasih maka sebelum pulang kami carikan oleh-oleh untuk mereka , dan jaraknya pun tidak jauh dari kami saat sarapan tadi cukup jalan kaki beberapa puluh meter sudah sampai di lokasi.
Bermacam-macam oleh-oleh semua dengan mudah di dapatkan disana dari mulai hasil laut yang mentah maupun siap saji ada , kerajinan tangan berupa cindera mata ada , bermacam-macam pakaian dari anak-anak sampai dewasapun ada , tinggal tengok saja dalam dompet masih ada tidak.... he...he...he...
Sambil menunggu mobil loading yang rencananya akan mengangkut sepeda kami untuk kembali ke Cikarang Bekasi , maka kami gunakan waktu yang sebentar itu dengan foto-foto di sekitar tepian Pantai Timur Pangandaran .
Mobil siap membawa sepeda kami ke Cikarang Bekasi
Menuju terminal dengan naik becak asyiiikkkk...
Suasana dalam bus saat pulang ke Cikarang Bekasi
Untuk kepulangan kami menuju Cikarang Bekasi kami tidak menggunakan sepeda sebagai alat transportasi , karena hanya seperti itu kemampuan kami , jadi sepeda kami angkut menggunakan mobil losbak , sedang kami naik bus untuk mengantarkan kami kembali pulang ke Cikarang Bekasi .
Dan sebagai penutup dari cerita perjalanan kami kali ini , kami mempunyai beberapa catatan untuk memperkaya pemahaman kami dalam bersepeda :
pak Doris yang cekatan atasi masalah
Sebagai catatan selama dalam perjalanan ini terhitung ada sekitar 7 kali trouble sepeda , yaitu 5 kasus di hari pertama Cikarang - Ciamis ( bocor ban dalam 2 kali karena ban luar tipis , 1 kali ban bocor karena kena paku , 2 kali ban hamil karena benang nilon putus ) , 2 kasus di hari ke dua Ciamis - Pangandaran ( 1 kali ganti ban luar karena robek dan 1 kali putus rantai ) , namun kami masih bisa bersyukur alhamdulillah semua dapat diatasi dengan baik dan selamat.
Jadi kesimpulanya memang tidak hanya kesiapan mental dan fisik yang perlu di persiapkan dengan baik saat akan melakukan perjalanan jarak jauh seperti ini , namun sepeda sebagai sarana utama transportasi untuk menghantarkan kita ke tempat tujuan juga tidak kalah pentingnya , namun justru kadang-kadang malah kurang diperhatikan dengan baik , contoh misal dari perjalanan kami ini jelas sekali banyak trouble , utamanya masalah ban karena dari 7 kasus , 6 kasus semuanya masalah ban , baik ban luar maupun ban dalam .
Bila kita hitung tiap trouble memakan waktu 30 menit , maka total waktu terbuang untuk 7 kasus trouble adalah sekitar 3.5 jam wooow.....lumayan lama kan.....?
Maka pesan kami untuk sahabat-sahabat goweser sekalian , belajar dari kasus kami di atas semoga dapat memberikan sedikit banyak gambaran akan pentingnya persiapan yang matang tidak hanya sehat jiwa , raga sang pengendara , namun sepeda juga harus sehat , contoh misal jangan paksakan sepeda pakai part atau komponen yang seharusnya sudah minta di ganti , atau dalam kasus kami ini adalah ban yang tidak layak pakai dan memang harus di ganti dengan yang lebih baik , ya .... harus di ganti dengan yang layak dan yang lebih baik ( baik ban luar maupun ban dalam ).
Faktor yang jadi pertimbangan dari hal-hal tersebut adalah selain masalah waktu yang akan banyak terbuang karena trouble , juga masalah keamanan dalam bersepeda itu jauh lebih penting .
Demikiaan sahabat-sahabat goweser sekalian semoga ada manfaat dari perjalanan kami ini untuk sobat-sobat goweser semua dan sebagai penutup ada kata bijak dari kata para petouring atau para goweser yaitu :
"Goweser sejati adalah bukanlah goweser yang paling depan jauh meninggalkan rombongan , namun Goweser sejati adalah goweser yang paling dekat dia dengan rombongan paling belakang"
Biar yang lemah seperti saya ada yang nemeni di belakang he.....he.....he....
"Salam Satu Sepeda Sejuta Sahabat" ....... Tetap Semangat......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar